Minggu, 26 Juli 2009



Pohon adalah kehidupan
“cintai dan periharalah”

Salah satu bentuk adanya jiwa nasionalisme dapat kita wujudkan dalam bentuk semangat pelestarian lingkungtan dan semangat perjuangan dikalangan pemuda. Bila setiap orang memiliki kesadaran bahwa lingkungan sekitar merupakan bagian yang sangat penting dalam hidup, sangatlah indah dan sehat lingkungan kita. Namun demikian kata-kata yang hanya terucap tidak ada artinya tanpa jiwa nasionalisme dan perbuatan yang nyata. Demikian pemahaman yang hendak terus dibangun oleh W@PALHI sebagai Wahana Pecinta Alam yang berkiprah di Jepara.
Berbagai bencana yang melanda negara Indonesia adalah ulah dari manusia itu sendiri, namun manusia tiada menyadari hal itu, atau malah kita tau tapi dengan sengaja tetap melakukan kesalahan yang sangat fatal itu. Berbagai bencana yang terjadi adalah: Banjir bandang, Tanah longsor, Gempa bumi, Abrasi, dan bahkan bencana lain yang lebih besar yang sering kita lihat saat ini, semua itu adalah wujud dari ketidak seimbangan manusia dalam mengolah kekayaan alam yang dimilikinya.

Allah menciptakan alam semesta dan seluruh isinya untuk diberdayakan demi kemaslahatan semua makhluk, manusialah yang memotorinya. Kini manusia sering berbuat kesalahan dan memperlakukan hal yang tidak adil pada makhluk lain dan alam lingkungan untuk kepentingan hidupnya. Sering kali manusia merusak alam lingkungan yang sampai saat ini tak kunjung usai dan menyadari bahwa semua makhluk adalah ciptaan sang Khaliq. Pelestarian lingkungan hidup merupakan program yang sangat ditnggu-tunggu oleh masyarakat. Khususnya masyarakat jepara yang umumnya adalah daerah pegunungan. Sejak tahun 1997, yaitu mulai bergulir zaman krisis moneter yang ditandai dengan penebangan-penebangan hutan liar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, karena hutan lindung yang menjadi sasaran utama telah habis, kejadian seperti ini ditambah sikap masyarakat desa yang memperluas areal untuk mendapatkan lahan pertanian yang sesuai dengan keinginanya. Pada tahun 2001 diperoleh data dari pemerintah mencapai 11,5 juta Ha, dan sekarang malah mencapai lebih dari 30-an juta Ha. Sangat memprihatinkan memang, hal itu masih saja dilakukan karena tuntutan hidup mereka yang sangat mendesak. Target mereka adalah tanah pegunungan, tanah perkebunan digarap untuk ditanami palawija, padi, dan tanaman pokok pertanian lainya.
Hutan lindung dan hutan masyarakat yang awal mula sebagai sumber mata air dan penopang bencana angin, tanah longsor, banjir-sudah berfungsi lagi.Saat ini bencana semakin marak dimana-mana, meskipun jepara belum merasakan dampak yang serius, maka hal ini perlu dicegah sebelum hal ini berakibat yang sangat fatal. Kondisi sekarang yang semakin parah, membuat semua pihak perlu ikut andil dalam hal usaha pelestarian lingkungan yaitu hutan lindung dan hutan masyarakat, semisal dalam penghijauan lereng muria IV yang diprogramkan setiap tahun oleh Wahana Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup INISNU (W@PALHI) Jepara.
Disamping itu perguruan tinggi adalah sebagai lembaga pendidikan di jenjang tertinggi dalam hierarki proses pendidikan formal, mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menumbuh-dewasakan kadar intelektual, emosional dan spiritual para mahasiswa, bergumul dengan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan dan mengejar serta mendiseminasikan pengetahuan sebagai pengabdian bagi kemajuan masyarakat. Dalam upaya mewujudkan dan menginternalisasikan tanggung jawab tersebut, kiranya tidak cukup jika hanya mengandalkan ilmu-ilmu normatif dan teoritis yang didapatkan dari proses perkuliahan diruangan. Perlu adanya upaya praktis sebagai bekal pengalaman empiris mahasiswa sekaligus mewujudkan teori yang aplikatif dilapangan.

0 komentar: